NEWS

Tandatangani Kerjasama Militer, Pererat Jaringan Aliansi Indo-Pasifik

CMN 101 – Jepang dan Inggris bersiap menandatangani perjanjian baru Desember mendatang guna memfasilitasi dan mengembangkan lebih lanjut kerjasama militer antara kedua negara dan juga dengan Amerika Serikat. Perjanjian merupakan bagian dari upaya Washington untuk memperat jaringan aliansinya di seluruh Indo-Pasifik sebagai cara guna menghadapi Tiongkok.

Mengutip dua sumber anonim yang akrab dengan diskusi antara London dan Tokyo, Financial Times (FT) melaporkan perjanjian itu, dikenal sebagai Reciprocal Access Agreement (RAA), akan menjadikan latihan militer bersama dan pergerakan logistik antara Inggris dan Jepang lebih mudah.

Hal itu sekaligus menyederhanakan proses masuknya pasukan dari satu negara ke negara lain. Pembicaraan tentang kesepakatan itu dimulai Mei ketika Perdana Menteri Jepang Kishida Fumio bertemu dengan Perdana Menteri Inggris (waktu itu) Boris Johnson di London.

Kementerian Luar Negeri Jepang menyatakan Kishida dan Perdana Menteri Inggris saat ini Rishi Sunak berbicara melalui telepon pada 4 Nopember, dan setuju “menjalin hubungan bilateral lebih dekat,” selain juga “mempercepat konsultasi menuju penantandatangan RAA lebih awal.”

Zach Cooper, dari American Enterprise Institute di Washington, mengatakan kepada FT, “Perjanjian akses timbal balik antara Jepang dan Inggris akan memudahkan kedua belah pihak beroperasi bersama.”

Artinya, angkatan bersenjata Inggris bisa lebih mulus dikerahkan dan berlatih di kawasan Indo-Pasifik, katanya. “Selama beberapa dekade, aliansi Inggris di Asia terutama dihubungkan melalui AS dalam apa yang digambarkan sebagai model hub and spokes. Sekarang beberapa sekutu AS, termasuk Jepang, Inggris, dan Australia, berperan sendiri sebagai hub,” lanjutnya.

Yang pasti, RAA akan memudahkan kunjungan tentara dari satu sekutu AS, seperti Inggris, untuk ke sekutu lain, dalam hal ini Jepang, sebagai basis operasi.

Hal ini akan memungkinkan AS untuk tidak hanya melakukan latihan perang bersama dengan sekutu-sekutunya di kawasan itu, tetapi juga bekerjasama dan melakukan perencanaan lebih lanjut berkaitan dengan (kemungkinan) perang. Dalam beberapa bulan terakhir, AS telah meningkatkan jumlah latihan militer berskala besar, praktis di depan pintu Tiongkok. (red)

%d blogger menyukai ini: