Sorot Agro: Ceplukan
CMN 101 – Ceplukan atau ciplukan adalah nama sejenis buah kecil, yang ketika masak tertutup oleh perbesaran kelopak bunga. Buah ini juga dikenal dengan berbagai nama daerah seperti cecenet atau cecendet.
Umumnya tumbuh liar, ceplukan biasa didapati bercampur dengan herba dan semak lainnya di kebun, tegalan, sawah yang mengering, tepi jalan, tepi hutan dan bagian-bagian hutan yang terbuka disinari terik matahari.
Buahnya digemari anak-anak. Seluruh bagian tumbuhan, dari daun sampai akar dan biasanya dikeringkan lebih dulu, digunakan sebagai bahan ramuan obat tradisional.
Di Jawa juga diketahui adanya jenis Physalis minima yang mirip bentuknya. Beberapa perbedaannya dengan jenis di atas ialah, berambut panjang pada bagian-bagian batang dan daun yang berwarna hijau, tanda V di bawah noda di leher mahkota tidak jelas, kelompok rambut pendek, dan kepala sari berwarna kuning dengan sedikit warna biru.
Terdapat kandungan asam sitrat dan fisalin dalam buahnya. Selain itu, terdapat pula alkaloid, asam malat, tanin, kriptoxantin, vitamin C, dan gula buah.
Bunga di ketiak, dengan tangkai yang tegak, keunguan, dan dengan ujung yang mengangguk. Kelopak berbagi lima, dengan taju yang bersudut tiga dan meruncing, hijau dengan rusuk keunguan.
Mahkota serupa lonceng, berlekuk lima dangkal, kuning muda dengan noda kuning tua dan kecoklatan di leher bagian dalam, 7–9 mm tingginya. Tangkai sari kuning pucat dengan kepala sari biru muda.
Buah dalam bungkus kelopak yang menggelembung berbentuk telur berujung meruncing, hijau muda kekuningan, dengan rusuk keunguan, 2–4 cm panjangnya. Buah buni di dalamnya bulat memanjang, 1,5–2 cm, kekuningan jika masak, manis dan disukai anak-anak. (red)