NEWS

Rumah Bubungan Lima, Rumah Adat Asal Bengkulu

CMN 101 – Rumah Bubungan Lima adalah rumah adat dari provinsi Bengkulu. Rumah ini memiliki model seperti rumah panggung yang ditopang oleh beberapa tiang penopang. Rumah ini bukanlah rumah tinggal seperti pada umumnya.

Rumah ini biasanya dipakai untuk acara adat masyarakat Bengkulu. Rumah ini terbagi atas tiga bagian yaitu rumah bagian atas, rumah bagian tengah, dan rumah bagian bawah. Rumah Bubungan Lima memiliki materi dasar yaitu kayu.

Kayu yang dipilih pun bukan kayu sembarangan melainkan kayu yang kuat dan tahan lama. Kayu yang biasanya digunakan un uk membangun Rumah Bubungan Lima adalah Kayu Medang Kemuning.

Rumah bubungan memiliki susunan ruang atau struktur rumah yang didesain dengan fungsi tersendiri. Berikut penjelasannya:

a. Berendo, tempat ini berfungsi untuk menerima tamu yang belum dikenal, dan waktu bertamunya tidak terlalu lama. Bagi anak-anak berendo sering dijadikan tempat bermain.

b. Hall, tempat ini berfungsi untuk menerima tamu yang sudah dikenal dengan baik seperti sanak famili, ruang bercengkerama bersama keluarga pada malam hari, tempat belajar/mengaji anak-anak. Kadang kala ruang hall dijadikan untuk acara selamatan dan musyawarah mufakat bersama keluarga.

c. Bilik gedang berupa tempat tidur yang diperuntukan pemilik rumah(suami-istri) dan anak-anaknya yang masih kecil.

d. Bilik gadis berbentuk kamar khusus untuk anak gadis. Biasanya berdampingan dengan bilik gedang untuk mempermudah pengawasan dan keamanan.

e. Ruang tengah merupakan tempat untuk menerima tamu ibu rumah tangga atau keluarga dekat anak gadis. Di ruangan ini biasanya tidak ada perabot rumah, melainkan terdapat kain tikar yang sewaktu-waktu digunakan untuk tamu. Kadang-kadang juga ruang tengah dijadikan tempat belajar mengaji, atau untuk tempat tidur anak bujang (anak laki-laki dewasa yang belum menikah).

f. Ruang makan, ruang makan ini bersifat opsional dan jarang ditemukan di rumah bubungan berukuran kecil. Sebagai alternatif ruang tengah dijadikan sebagai tempat makan.

g. Garang merupakan tempat tempayan air. Fungsinya untuk mencuci piring dan mencuci kaki sebelum masuk rumah/dapur.

h. Dapur, sebagaimana dapur yang lainnya ruangan ini berfungsi utama untuk memasak

i. Berendo belakang atau serambi belakang berfungsi sebagai tempat bersantai kaum perempuan pada siang atau sore hari.

Rumah Bubungan Lima dibangun tinggi agar menghindari pemilik rumah beserta keluarga dari serangan binatang liar dan juga dari bencana alam seperti banjir. Karena tinggi Rumah Bubungan Lima ini, maka orang-orang yang hendak masuk ke dalam rumah pun harus menggunakan tangga.

Tangga yang digunakan untuk masuk ke dalam rumah umumnya mempunyai jumlah anak tangga yang ganjil sesuai dengan kepercayaan masyarakat Bengkulu. Rumah Bubungan Lima ini merupakan salah satu Budaya Indonesia yang menjadi objek wisata. (red)

 

%d blogger menyukai ini: