Prasasti Pasir Awi, Jejak Raja Tarumanegara
CMN 101 – Prasasti Pasir Awi terletak di lereng selatan bukit Pasir Awi (± 559 m dpl) di kawasan hutan Perbukitan Cipamingkis, desa Sukamakmur, Kecamatan Sukamakmur, Bogor. Prasasti ini pertama kali ditemukan oleh N.W. Hoepermans pada tahun 1864.
Menurut Rogier Diederik Marius Verbeek piktograf tersebut menggambarkan angka tahun. Namun hingga saat ini belum ada satupun peneliti yang dapat membaca dan mengartikannya secara pasti.
Berada di puncak ketinggian perbukitan, dengan arah tapak kaki atau posisi berdiri menghadap ke arah utara-timur. Posisi berdiri berada di sisi yang curam yang memberikan pandangan luas ke wilayah bukit dan lembah di bawahnya.
Secara spesifik, jika kita berdiri persis di atas tapak kaki, kita merasakan posisi berdiri yang cukup santai dan tanpa perasaan takut walaupun berada di sisi yang curam.
Prasasti Pasir Awi telah diketahui sejak tahun 1867 dan dilaporkan sebagai prasasti Ciampea. Sementara itu, untuk isi dari Prasasti Pasir Awi masih belum bisa dibaca karena ditulis menggunakan huruf ikal.
Pada prasasti ini terdapat pahatan sepasang tapak kaki yang menghadap ke arah utara dan timur. Pahatan serupa juga ditemukan di Prasasti Ciaruteun dan Prasasti Pasir Jambu yang terletak di Kecamatan Cibungbulan dan Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.
Pahatan tapak kaki tersebut dianggap sebagai tapak kaki milik Sri Purnawarman raja dari Kerajaan Taruma atau Tarumanegara. Kerajaan ini pernah berjaya pada abad ke-4 hingga abad ke-7 Masehi.
Selain pahatan kaki di prasasti Pasir Awi, tidak ditemukan adanya aksara yang dapat dibaca. Seperti yang ada di Prasasti Ciaruteun dan Pasir Jambu. Akan tetapi terdapat piktograf yang menggambarkan sebatang dahan dengan ranting-ranting dedaunan dan buah-buahan. (red)