Pelaku Spiritual Asal Ngantang: AS Roma Juara UEFA Conference League
MALANG – Final UEFA Conference League akan segera berlangsung malam nanti, dan Arena Kombetere di Tirana, Albania menjadi saksi siapa yang terbaik di benua Eropa. Turnamen ‘kasta ketiga’ antar klub Eropa ini akan mempertemukan klub asal Italia dan Belanda.
Manager Coach Feyenord, Sipke Hulshoff, optimis bakal sukses mencatatkan sejarah di ajang ‘perdana’ UEFA Conference League. Barisan belakang Feyenord harus waspada terhadap serangan ‘Trio Roma’. Lutsharel Geertruida, Gernot Trauner, Marcos Senesi dan Tyrell Malacia akan menyortir bola-bola liar yang menuju ke gawang Ofir Marciano.
Jose Mourinho, sang arsitek AS Roma, tampaknya bakal mengangkat trophy pertamanya bagi publik Roma, usai tak berkutik di kompetisi liga Serie A. Tammy Abraham, Lorenzo Pellegrini dan Nicolo Zaniolo, dipastikan bakal merumput di partai puncak UEFA Conference League.
Di semi final, AS Roma unggul agregate 2-1 atas klub asal Premier League, Leicester City, sedangkan Feyenord sukses mempertahankan keunggulan aggregate 3-2 atas klub League One, Olympique Marseille.
Di perempat final, Feyenord menghentikan langkah klub asal Eropa Timur, Slavia Praga, dan AS Roma menjegal trend positif klub daratan Skandinavia, Bodo Glimt. Sedangkan di perdelapan final, AS Roma mampu mengungguli Vitesse Arnhem, dan Feyenord mengalahkan Partizan Beograd.
Di penyisihan grup, AS Roma dan Feyenord bercokol di posisi atas klasemen akhir. Dari 6 pertandingan, AS Roma meraih 4 kali menang, 1 kali seri dan 1 kalah kalah, sedangkan Feyenord meraih 4 kali menang dan 2 kali seri.
Sementara itu, Hariono, pelaku spiritual asal Ngantang, Malang, menjagokan AS Roma yang bakal mengangkat trophy turnamen antar klub Eropa tersebut. Dari kacamata penerawangannya, warna kostum kedua klub yang bertanding di partai final, sama-sama mengusung warna merah. Bedanya, Feyenord membawa warna putih dan hitam, sedang AS Roma kontras berwarna orange.
Aura positif Mourinho di kubu AS Roma, nampaknya bakal menarik energy-energy positif yang ada di Arena Kombetere. Namun, pamor Mourinho sudah jauh menurun dibanding saat ia melatih Chelsea, Inter Milan, dan Real Madrid. Turunnya pamor Mourinho sudah terlihat saat ia melatih Manchester United dan Tottenham Hotspurs, belanja pemain besar-besaran tak diikuti prestasi, ujungnya berkompetisi tanpa gelar.
“Nampaknya, pamor Mourinho lagi naik, bisa jadi setelah gagal di Inggris (melatih Manchester United dan Tottenham Hotspurs), di Italia ia sukses. Kalau yang ini (Conference League) gagal, bisa jadi dia tidak lama akan tenggelam. Ini pembuktian dia, kalau dia masih mampu pegang piala (juara),” kata Hariono.
AS Roma diprediksi akan menang tipis, tapi ada kemungkinan kemenangan itu diraih di ‘extra time’ alias perpanjangan waktu. Menurut Hariono, pertandingan 2 x 45 menit sulit untuk menentukan siapa pemenangnya, karena klub sama-sama memiliki ‘DNA’ juara, tapi sulit juga terjadi adu pinalti. Andaikata terjadi gol di pertandingan 2 x 45 menit, skornya cuma 1-0, dan bila extra time 2 x 15 menit terjadi, skornya 2-1.
Mengutip situs resmi UEFA, wasit asal Rumania Istvan Kovacs, dipastikan menjadi ‘hakim’ dalam partai final tersebut. Ia dibantu Vasile Marinescu dan Ovidiu Artene sebagai asisten wasit. Sedangkan Sandro Scharer dari Swiss bertugas sebagai wasit keempat, sementara wasit Marco Fritz asal Jerman ditunjuk sebagai asisten wasit video (VAR), serta Christian Dingert dan Bastian Dankert, akan bertugas sebagai pembantu VAR. (red)