NEWS

Menambang Rupiah Dengan Budidaya Tanaman Genitri

KEDIRI – Peluang pundi-pundi rupiah bisa didapat dari mana saja, asalkan jeli. Salah satunya dari biji Genitri yang biasa dimanfaatkan untuk membuat manik-manik seperti gelang, kalung, tasbih atau kerajinan lainnya.

“Penjualan buah atau biji, mampu mengubah kondisi ekonomi orang-orang yang sebelumnya pas-pasan dan mereka bisa meraup omset jutaan rupiah sekali panen,” jelas salah satu petani Genitri di Desa Paron, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Supanudi.

Tanaman ini mempunyai nilai ekonomi yang lumayan tinggi, terutama buah atau bijinya yang ternyata menjadi salah satu komoditi ekspor. Selain itu, tumbuhnya sepanjang waktu dan dapat tumbuh dimana saja. Tidak mengenal musim hujan atau pun kemarau.

Genitri atau jenitri adalah tanaman asal India yang bijinya sering dimanfaatkan untuk membuat manik-manik seperti gelang, kalung, tasbih atau kerajinan lainnya. Bentuknya khas, bulat tetapi tidak mulus.

Sebenarnya, tanaman ini banyak sekali dijumpai di pinggir-pinggir jalan, entah itu sengaja ditanam atau tumbuh secara liar alias tanpa ada orang yang menanamnya. Namun, banyak yang kurang mengetahui potensi tanaman yang satu ini. Faktanya, tanaman yang satu ini memang belum banyak diketahui secara luas nilai nominal rupiahnya apabila dibudiayakan, sekaligus dijual.

Supanudi menjelaskan proses pengambilan biji yaitu setelah buah dipetik, lalu kulitnya dikelupas semua alias tinggal bulatan batok dan selanjutnya biji tersebut dikeringkan.

Bukan hanya sebagai manik-manik atau alat peribadatan, biji genitri dapat digunakan sebagai bahan penyamak kulit dan obat-obatan.

Menurut Supanudi satu pohon genitri  bisa menghasilkan buah atau biji sekitar 5.000-6.000 butir pada panen perdana. “Untuk eceran, rata-rata biji genitri berdiameter  5 milimeter dijual per 100 butir dalam kemasan plastik, sedangkan untuk penjualan besar, dijual per 1.000 butir dalam kemasan plastik ukuran besar,” jelasnya.

Agar bisa tetap produktif, Supanudi menjelaskan bibit yang akan ditanam sebaiknya dipilih dari bibit hasil cangkokan batang dari pohon jenis super yang sudah pernah berbuah, dan bibit dari hasil sambung antara batang hasil semaian biji dengan pucuk batang yang berasal dari bibit jenis super yang sudah pernah berbuah.

“Untuk pemupukan sebaiknya menggunakan pupuk NPK dan phonska yang disesuaikan dengan kesuburan tanah. Saat musim kemarausebaiknya tanah disiram air supaya pupuk larut dalam tanah, biarkan beberapa hari,” jelasnya.

Secara umum, tanaman ini berbuah sekali dalam satu tahun atau satu musim. Namun jika dilakukan perawatan dengan baik dan tepat, tanaman dapat berbuah sepanjang tahun terus-menerus. (red)

%d blogger menyukai ini: