NEWS

Kunjungi SPI Kota Batu, Rudi S. Kamri: Kita Semua Harus Peduli Menyelamatkan Anak Bangsa

BATU – Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu yang terletak di Jalan Raya Pandanrejo, No.2, Bumiaji, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, kedatangan seorang pengamat sosial yang sekaligus juga Chief Executive Officer (CEO) dari Kanal Anak Bangsa TV, Rudi S. Kamri (jumat,15/7/2022).

Adapun maksud dan tujuan kedatangan Rudi S. Kamri, yang juga tercatat sebagai Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Anak Bangsa (LKAB) ke SPI, adalah bukan untuk membela manajemen SPI atau apapun. “Sikap saya tegas, akan tetapi biarlah itu berproses hukum dan saya tidak ikut campur. Saya tidak ingin menambah opini publik, disisi lain sekolah ini harus diselamatkan,” kata Rudi sapaan akrabnya kepada awak media.

Masih kata Rudi, karena ratusan anak-anak tidak mampu dan yatim piatu yang bersekolah disini mereka berharap, sangat ingin turut andil bisa mengenyam pendidikan di SPI Kota Batu tersebut. “Jadi saya meminta kepada manajemen SPI dan Yayasan SPI untuk memperbaiki diri, dan ternyata mereka sudah melakukan apa yang saya minta,” tegas praktisi media tersebut.

Lebih lanjut ia menambahkan, jika dirinya mempunyai analogi atau persamaan, seperti ibarat ini adalah lumbung padi dan disini ada tikus, maka cukup membasmi tikusnya saja. “Kita hanya harus melakukan membasmi tikusnya saja, jangan merusak lumbungnya itu komitmen saya. Karena padi-padinya masih sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” tukas dia.

Disinggung terkait petisi dari para siswa-siswi yang ketakutan akan dampak berita miring di luaran, yang mungkin diduga akan berimbas pada ditutupnya SPI, Rudi menyebutkan, bahwa rasa takut dan was-was yang saat ini dirasakan oleh para siswa siswi adalah hal yang wajar. “Jadi begini, saya mengerti akan kekhawatiran yang mereka rasakan. Karena badai ini masih berlangsung dengan makin simpang siurnya opini publik, akan tetapi saya katakan pada mereka (siswa-siswi-red), biarlah proses hukum yang berjalan,” paparnya.

Sebagai penggiat sosial, Rudi juga mengajak semua unsur terkait beserta stakeholder agar mendengar kekhawatiran mereka. “Rasa khawatir mereka harus kita maknai bahwa mereka menyayangi SPI, saya juga sudah berkomunikasi dengan beberapa Alumni SPI. Mereka juga sama kok, ingin menyelamatkan adik-adiknya yang saat ini masih mengenyam pendidikan di SPI,” pungkas Rudi. (red)

 

%d blogger menyukai ini: