NEWS

Kuliner Mie Penthil

BANTUL – Mie ini disebut Mie Penthil karena ukurannya yang mini. Dalam bahasa Jawa, penthil berarti kecil atau belum matang. Versi lain, sebutan mie pentil diberikan karena melihat tekstur mie yang kenyal dan bentuknya panjang, lebih besar dibandingkan mie biasa, mulur seperti pentil atau karet sepeda.

Mie ini adalah salah satu ikon kuliner di Bantul yang sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Seperti kebanyakan jenis mie yang lainnya, mie penthil dapat dimasak dengan cara digoreng ataupun digodog atau direbus. Mie Penthil biasanya berwarna kuning atau putih disajikan bersama sambal dan brambang goreng.

Selain itu, mie penthil sebenarnya memiliki julukan lain seperti bakmie kuning dan mie oyol yang terbuat dari tepung tapioka. Bahan baku utama yang dibutuhkan untuk membuat mie pentil adalah tepung tapioka.

Proses pembuatan diawali mencampurkan tepung tapioka dengan seduhan air panas hingga tercampur rata menjadi adonan lalu diberi bumbu. Selanjutnya, tahapan yang unik yaitu adonan diinjak-injak secara manual dengan kaki sampai kalis. Kemudian adonan yang sudah kalis dimasukan ke mesin giling untuk menghasilkan bentuk mie.

Selesai digiling mie dicuci dengan air bersih untuk kemudian diproses paling akhir mie direbus dan dibumbui lagi. Penyajian mie pentil cukup sederhana, para pedagang biasanya menggunakan daun jati sebagai bungkus kemudian mie ditambah sambal dan diberi taburan bawang goreng di atasnya.

Tidak seperti mie lain yang biasanya digoreng dengan aneka bahan tambahan seperti ayam, telur ataupun beragam sayuran seperti kubis dan wortel, mie penthil goreng cukup dimasak polosan saja, hanya diberi bumbu berupa bawang putih, kemiri dan garam. Berbeda dengan mie dalam kemasan bermerk, yang dilengkapi dengan tambahan berupa taburan bawang atau brambang goreng dan sambal mentah yang pedas. (red)

%d blogger menyukai ini: