NEWS

Kerupuk Dalam Catatan Sejarah

CMN 101 – Kerupuk atau krupuk adalah makanan ringan yang pada umumnya dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa, seperti udang atau ikan yang berasal dari Indonesia.

Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sampai matang, kemudian dipotong tipis-tipis, dikeringkan di bawah sinar matahari sampai kering, dan digoreng dengan minyak goreng yang banyak.

Makanan ini populer di kalangan masyarakat Indonesia sebagai hidangan tambahan serta sebagai jenis lomba makan utama pada peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia.

Kerupuk tidak selalu berbahan dasar tepung tapioka, tetapi lebih kepada 3 proses persiapan. Pembuatan, pengeringan, dan pemasakan (bisa digoreng dengan minyak atau pasir, atau dibakar).

Kerupuk bertekstur garing dan sering dijadikan pelengkap untuk berbagai makanan Indonesia seperti nasi goreng dan gado-gado.

Kerupuk udang dan kerupuk ikan adalah jenis kerupuk yang paling umum dijumpai di Indonesia. Kerupuk berharga murah seperti kerupuk aci atau kerupuk mlarat hanya dibuat dari adonan sagu dicampur garam, bahan pewarna makanan, dan vetsin.

Kerupuk biasanya dijual di dalam kemasan yang belum digoreng. Kerupuk ikan dari jenis yang sulit mengembang ketika digoreng biasanya dijual dalam bentuk sudah digoreng.

Kerupuk kulit atau kerupuk ikan yang sulit mengembang perlu digoreng sebanyak dua kali. Kerupuk perlu digoreng lebih dulu dengan minyak goreng bersuhu rendah sebelum dipindahkan ke dalam wajan berisi minyak goreng panas.

Kerupuk kulit (kerupuk jangek) adalah kerupuk yang tidak dibuat adonan tepung tapioka, melainkan dari kulit sapi atau kerbau yang dikeringkan.

Menurut sejarawan kuliner Fadly Rahman, kerupuk sudah ada di Jawa sejak abad ke-9 atau ke-10. Dalam prasasti Batu Pura, tertulis krupuk rambak yang mengacu pada kerupuk yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau, yang masih ada hingga saat ini sebagai krupuk kulit, dan biasanya digunakan dalam masakan Jawa yang disebut krechek.

Dalam perkembangannya, krupuk menyebar ke seluruh nusantara dan rasanya bervariasi sesuai dengan bahannya. Dari Jawa, kerupuk menyebar ke berbagai wilayah pesisir Kalimantan, Sumatera, hingga Semenanjung Malaya.

Menurut hikayat lainnya, kerupuk juga berasal dari Palembang karena sejak dahulu kala Palembang dikenal sebagai penghasil ikan sungai yang melimpah.

Hasil ikan tersebut dibuat adonan seperti pembuatan Pempek keriting kemudian dijemur lalu digoreng. Kerupuk kemudian menyebar sampai ke daerah Sumatera Bagian Selatan, seperti Lampung, Bangka Belitung, bahkan sampai Semenanjung Malaya dan Jawa. (red)

%d blogger menyukai ini: