Jejak Peradaban Masa Lalu di Watu Ngesong
MALANG – Tebing curam dengan kemiringan hampir 90 derajat di tengah hutan bambu, menjadi salah satu icon bagi warga setempat. Dinamakan Watu Ngesong, dan berada di Dusun Watukidul, Desa Waturejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, menjulang tinggi sekitar 25 meter dari permukaan tanah.
Dikatakan Pakde Wondo saat penelusuran di lokasi, di sekitar Watu Ngesong terdapat pesarean Mpu Supo, dan tidak jauh dari situ, ada sumber Panguripan.
Bagi pengunjung yang ingin ke Watu Ngesong, bisa menikmati udara segar dan pemandangan hutan penuh bambu berukuran tinggi. Watu Ngesong sendiri berjarak sekitar 1,7 km dari jalan raya atau sekitar 240 meter dari pintu masuk, dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua.
Gasebo-gasebo terlihat tersebar di sepanjang jalan menuju titik keberadaan Watu Ngesong, dan jalan menuju ke lokasi relatif mudah. Jembatan penghubung berada di atas aliran sungai kecil, terlihat dari kejauhan, dan jembatan inilah jalur menuju lokasi.
Ketika tiba di lokasi, terlihat jelas tebing berbatu menjulang tinggi di antara rerimbunan hutan bambu. Di tempat inilah, Watu Ngesong diyakini warga setempat, dulunya adalah tempat pertapaan.
Dari pengamatan Pakde Wondo, bebatuan di Watu Ngesong memiliki ciri khas khusus yang menarik perhatian, terutama pemandangannya eksotis ala hutan bambu.
“Dulunya ini tempat pertapaan, kita tidak tahu persis di masa apa, tapi yang jelas tempat ini memiliki jejak peradaban masa lalu. Tempat ini cukup menarik, karena ada di tengah hutan bambu, sangat eksotis”.
Tidak jauh dari Watu Ngesong, ada gundukan tanah menjulang sekitar 2 meter dari permukaan tanah. Gundukan tanah ini diduga sedimen yang sudah berusia puluhan hingga ratusan tahun.
Menurut Pakde Wondo, ada potensi ekonomi di sekitar lokasi Watu Ngesong, hal ini mengacu pada geografis yang dipenuhi hutan bambu dan suhu udara yang relatif sejuk. (red)