NEWS

Hei Bai Wu Chang, Chinese Ghost Story

CMN 101 – Hei Bai Wu Chang, dua dewa (satu pendek dan satu tinggi) dirantai menjadi satu pada pergelangan kaki mereka, bertugas memberi berkah pada orang baik dan hukuman pada orang jahat. Keduanya adalah bawahan Yan Luo Wang atau raja akhirat dalam kepercayaan Taoisme dan bertugas untuk mengawasi perbuatan baik dan buruk manusia di dunia.

Wuchang adalah hantu atau petugas akhirat yang membawa roh-roh setelah kematian, dapat juga berarti “dapat berubah, tidak permanen, meninggal”. Er Ye bertugas memburu hantu yang berbuat kejahatan di dunia manusia. Da Ye bertugas membimbing roh manusia yang berkelakuan baik selama hidupnya ke alam akhirat.

Terdapat lebih dari sepasang Hei Bai Wu Chang di akhirat. Dengan demikian, kisah bagaimana mereka meninggal juga berbeda-beda. Mereka memiliki pangkat seperti sersan dalam pasukan serta diperbolehkan untuk keluar-masuk alam manusia dan akhirat dengan bebas.

Hei Ba Wu Chang dikenal oleh masyarakat di Tiongkok bagian selatan serta Asia Tenggara (dibawa oleh para imigran). Penduduk Tiongkok bagian lain mungkin tidak mengenal keduanya.

Dalam sutra (kitab) Buddha berjudul Shiwangjing (Sutra Sepuluh Yamaraja) yang ditemukan di Gua Dunhuang, terdapat salinan naskah yang menceritakan kisah perjalanan Kaisar Tang Taizong ke alam baka. Kisah tersebut dikembangkan dalam berbagai sastra, meliputi Perjalanan ke Barat, Raja Naga dari Sungai Jing, Men Shen, hingga pertemuan dengan Wuchang Gui.

Hakim Cui yang mengantar Kaisar Tang Taizong dalam perjalanan mengelilingi neraka menceritakan bahwa Hei Wuchang semasa hidupnya adalah seorang anak durhaka pemalas yang suka berjudi dan menghambur-hamburkan uang ayahnya. Karena tidak bisa diberi nasihat dan selalu membantah, ayahnya murka dan tanpa sengaja membunuhnya.

Di pengadilan akhirat, ia dikirim ke neraka tingkat ke-18 untuk menerima hukuman. Hukuman yang ia terima membuatnya menyesal, bahkan ia menebus semua kesalahan yang ia perbuat.

Yan Luo Wang tersentuh atas penyesalannya kemudian mengangkatnya menjadi Hei Wuchang yang bertugas memburu roh jahat. Saat malam tiba, ia akan berpatroli di dunia manusia untuk mengawasi perbuatan manusia, yang jahat akan ia tahan untuk diserahkan kepada Hakim Cui.

Bai Wuchang semasa hidupnya bernama Shancai, putra seorang tuan tanah kaya. Ia seorang dermawan yang senang menolong penduduk desa yang sedang berkesusahan. Namun, uang keluarganya menjadi sedikit sehingga ayahnya memberinya sejumlah uang untuk memulai bisnis dan tidak diperbolehkan pulang sebelum berhasil.

Suatu hari, ia bertemu dengan seorang gadis bersama ibunya yang menangis, ternyata mereka sedang dililit hutang. Shancai memberikan semua uang dari ayahnya yang seharusnya digunakan untuk memulai bisnis.

Setelah sadar, Shancai merasa menyesal telah menjadi anak durhaka yang tidak mampu membahagiakan orang tuanya, ia melompat ke laut dan meninggal. Yan Luo Wang mengangkatnya menjadi Bai Wuchang yang bertugas membimbing roh baik ke alam akhirat.

Di Provinsi Fujian terdapat sepasang sahabat kental, yang satu pendek dan yang satu tinggi, yaitu Fan Wujiu dan Xie Bi An. Keduanya menjadi saudara angkat dan tidak dapat dipisahkan serta ahli dalam seni bela diri.

Satu versi mengatakan mereka bekerja sebagai pesuruh pada sebuah kantor pemerintahan lokal yang bertugas menangkap penjahat, tetapi tidak pernah melukai penduduk biasa. Versi lain menyebutkan mereka berkeliling bersama untuk melindungi penduduk desa dari bandit dan pejabat korup.

Suatu hari mereka terjebak hujan yang sangat deras (dalam salah satu versi disebutkan bahwa mereka sedang mengawal penjahat, tetapi penjahat itu melarikan diri karena hujan deras). Saat sampai di tepi Jembatan Peron Selatan, Xie yang tinggi menyuruh Fan untuk menunggunya di bawah jembatan sementara ia akan pergi mencari payung besar agar dapat memayungi mereka berdua, saat itu sedang malam.

Hujan semakin lebat, Xie belum juga kembali. Meskipun air sungai meluap, Fan memegang janjinya untuk menunggu di sana sehingga tidak pindah ke tempat yang lebih tinggi, supaya Xie tidak kebingungan mencarinya setelah ia kembali nanti. Tiba-tiba banjir menghanyutkannya hingga ia tewas.

Saat Xie kembali sambil membawa payung, hujan sudah mulai mengecil. Ia tidak menemukan Fan di tempat mereka berpisah, dan menjadi ragu apakah ia kembali ke tempat yang benar. Ia mencari Fan lebih dari dua hingga tiga hari.

Akhirnya ia menemukan jenasah Fan yang sudah mulai mengembung dan berubah warna hitam kemerahan, tersangkut pada sebuah akar pohon saat air sudah berkurang. Xie berduka sangat mendalam dan tidak merasa hidupnya akan berarti lagi sepeninggalan sahabatnya itu, kemudian menggantung dirinya.

Penduduk menemukan tubuhnya yang tinggi, berwajah pucat serta lidah terjulur, tergantung di atas pohon dimana jenasah Fan tersangkut di akarnya. Tak ada penduduk yang tahu keluarga mereka. Para penduduk memakamkan mereka, tetapi makam mereka kini sudah hilang karena tidak ada keturunan yang mengurusi makam mereka.

Kasih sayang dan kesetiaan keduanya membuat Cheng Huang Ye terharu kemudian mengangkat mereka sebagai asistennya. Mereka meneruskan pekerjaan mereka bersama-sama untuk melindungi penduduk dari bandit dan segala seuatu yang buruk.

Versi lain menyebutkan bahwa Dewa Kota Cheng Huang Ye tidak pernah menyadari mereka. Namun, setelah Kaisar Tang Taizong mengunjungi alam akhirat dalam mimpinya, kemudian Fan dan Xie bersedia menjadi penunjuk arahnya baginya, setelah terbangun ia menunjuk mereka sebagai asisten Cheng Huang Ye.

Hei Bai Wuchang selalu digambarkan berdua, Da Ye digambarkan berkulit pucat dan kurus, mata menonjol dengan lidah menjulur panjang keluar, mengenakan topi kertas panjang yang bertuliskan Yi Jian Da Ji, meskipun istilah kebahagiaan terkadang dikonotasikan secara negatif. Er Ye digambarkan agak kecil dan pendek, hidung pesek dengan bibir tebal, tangan kanan memegang kipas, tangan kiri memegang lempengan bertuliskan Shan E Fen Ming.

Pada sebagian kuil, altar mereka tidak dihiasi patung biasa, melainkan kostum seperti ondel-ondel yang akan dikenakan pada saat dilaksanakan ritual arak-arakan Cheng Huang Ye di tengah kota. Kebanyakan, patung Da Ye digambarkan membawa payung penyebab kematian mereka.

Menurut kepercayaan Taoisme, saat seseorang meninggal, Da Ye dan Er Ye akan datang menjemput dan membawa mereka ke ruang pengadilan Cheng Huang Ye untuk dihakimi serta menerima hukuman atas perbuatan buruk mereka selama hidup sebelum bereinkarnasi kembali.

Beberapa orang bahkan meyakini bahwa patung Cheng Huang Ye akan hidup di malam hari untuk melaksanakan pengadilan tersebut. Masyarakat merasa takut jika mereka dikunjungi oleh Hei Bai Wu Chang. Bahkan nama keduanya juga terdengar menyeramkan, Fan Wujiu memiliki arti tanpa keselamatan dan Xie Bi An berarti harus ditentramkan.

Meskipun tidak bertugas sebagai pemberi kekayaan, masyarakat acap-kali menanyakan nomor lotere di depan altar keduanya, terutama pada perayaan festival hari raya mereka. Terdapat sebuah kepercayaan, jika seseorang berjumpa dengan mereka pada saat malam tiba, mereka akan memberikan nomor lotere yang pasti akan keluar.

Konon, jika bertemu Da Ye, asalkan sudi berlutut, berterima kasih, dan memohon rezeki, orang tersebut akan mendapat berkah dan perlindungan. Itulah sebabnya ia juga disebut Yi Jian Da Ji – Xie Bi An. Namun, jika bertemu Er Ye, orang yang bersangkutan akan mengalami kemalangan, sehingga Er Ye juga disebut Fan Wu Jiu. (red)

%d blogger menyukai ini: