NEWS

Gua Maria Palasari

JEMBRANA – Pulau Bali terkenal dengan Pulau Dewata, tempat mayoritas umat beragama Hindu Bali. tetapi tidak sertamerta kegiatan atau rumah ibadah maupun tempat doa hanya milik dari umat beragama Hindu saja. Selain banyak pura, ada banyak Mesjid, Gereja, yang hidup berdampingan rukun dan damai.

Di pulau Bali terdapat banyak tempat doa atau gua maria seperti Gua Maria Selabih, Gua Maria Gumbrih, Gua Maria Air sanih, Gua Maria Palasari, dll. dalam bagian ini kita akan membahas Gua Maria Palsari.

Gua Maria Palasari berada di bawah naungan Paroki Hati kudus Yesus Palasari yang berlokasi di Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali. Paroki Palasari sudah terkenal baik di dalam maupun luar negeri bahkan dan menjadi tempat wisata rohani yang ramai dikunjungi.

Keunikannya adalah bangunan gereja dengan gaya arsitektur Bali, serta kehidupan umatnya dalam struktur sebuah desa adat Pemaksan bernuansa budaya Bali yang unik dan khas bernafaskan Katolik. Di paroki ini terdapat kompleks pemakaman para uskup, para imam dan para bruder yang mengabdi di Keuskupan Denpasar.

Gua Maria Palasari dibangun pertama kali pada tahun 1962 yang lokasinya pada saat itu bersebelahan dengan Kepala Susteran OSF Palasari. Karena beberapa pertimbangan pada tanggal 13 Desember 1983 dipindahkan ke lokasi Monumen Pastor Simon Bois SVD.

Tahun 2008 diresmikan oleh Dubes Vatikan di Indonesia Uskup Agung Mgr Leopoldo Girelli yang diikuti secara langsung oleh para umat katolik local dan umat Katolik domestik yang ingin melihat secara langsung pemberkatan Gua Maria. Gua Maria yang dibangun di puncak bukit di sebelah Timur Gereja Hati Kudus.

Upacara pemberkatan bertepatan dengan perayaan Pesta Emas (50 tahun) Gereja Hati Kudus Yesus dan perayaan HUT ke 68 berdirinya Palasari. Duta besar Vatikan ini berharap Palinggih Kaniyaka Maria ini akan menjadi berkat tidak hanya untuk umat di Palasari, tetapi juga untuk setiap orang yang datang berkunjung/berziarah ke sini.

Semenjak tahun 2000, Palinggih Ida Kaniaka Maria Palasari banyak dikunjungi peziarah lokal, domestic, maupun dari mancanegara. Maka Pastor Paroki pada saat itu yaitu Rm. Laurensius Maryono. Pr, merasa terpanggil untuk mengadakan renovasi atau pemugaran Gua Maria.

Tahun 2005 pembangunan Palinggih makin ditingkatakan dan sudah mencapai perkembangan pesat seperti sekarang ini. Selain nama Palinggih Ida Kaniaka Maria Gua Maria ini dulu dikenal dengan sebutan ”Lourdes”, karena banyak mujizat yang terjadi disana. Baik dari warga non Katolik yang percaya adanya kesembuhan.

Pintu gerbang Gua Maria ini cukup menarik, diperindah oleh relief-relief dan beberapa patung malaikat. Di belakang pintu gerbang terdapat patung Pastor Simon Bois SVD yang wafat tahun 1960 di Belanda. Ia adalah pastor paroki pertama Palasari pada 1940-1950.

Kemudian kita akan menyusuri tangga demi tangga jalan salib pendek yang berupa tangga yang tersusun rapi dari batu kali. Di tembok yang memagari sisi kiri terdapat stasi jalan salib yang berukir relief menceritakan jalan kehidupan Yesus, ketika Yesus dijatuhi hukuman mati, memanggul salib, jatuh pertama, hingga dimakamkan.

Di ujung tangga, kita memasuki pelataran tanah agak luas, lalu masuk ke lokasi pelataran doa Gua Maria dengan patungnya yang indah dan meneduhkan. Gemericik air dari gua, wadah-wadah lilin bagi peziarah, serta pepohonan rindang menambah keheningan dan kesejukan.

Di samping kanan gua atau tengah pelataran doa terdapat patung Yesus yang sedang disalib. Di samping kanan patung salib Yesus ada sebuah pendopo yang ada di ujung kanan, di depan patung Yesus.

Area ini didesain bergaya natural, mengutamakan pemandangan hijau. Di kejauhan terlihat perbukitan yang menyangga persawahan dan beberapa rumah penduduk sekitar.

Di bagian bawah Gua Maria terdapat kolam yang gemericik airnya membantu umat yang berdoa dan berdevosi di pelataran doa ini. dan dibagian kiri dari pelataran ini terdapat sumber air suci yang dapat dipakai umat untuk dikonsumsi, maupun untuk dibawa pulang ke rumah. (red)

 

%d blogger menyukai ini: