F-14 Tomcat, Didasari Pengalaman Bertempur di Perang Vietnam
CMN 101 – F-14 Tomcat adalah sebuah pesawat tempur supersonik sayap tinggi (high wing) ayun, yang bermesin dan berkursi ganda. F-14 merupakan pesawat tempur superioritas udara utama Angkatan Laut Amerika Serikat dari tahun 1972 sampai tahun 2006. Pesawat ini juga memiliki kemampuan serang darat setelah dilengkapi sistem LANTIRN. Pesawat ini mulai dikembangkan setelah kegagalan proyek F-111B, dan merupakan pesawat tempur generasi ke-4 pertama Amerika Serikat, yang dirancang dengan didasari pengalaman bertempur dengan pesawat-pesawat MiG buatan Soviet pada Perang Vietnam.
Pesawat ini mulai dipakai oleh Angkatan Laut Amerika Serikat pada tahun 1972, menggantikan F-4 Phantom II. Pesawat ini juga sempat diekspor ke Iran pada tahun 1976. Pada tanggal 22 September 2006, pesawat ini resmi dipensiunkan dan digantikan oleh F/A-18E/F Super Hornet. Tomcat F-14D, dirancang oleh Grumman, dan merupakan salah satu dari jenis pesawat militer tercepat. Tomcat F-14D mampu mencapai kecepatan di 2,34 mach. Pesawat itu dibuat untuk dapat menghancurkan pesawat musuh pada malam hari.
Sementara banyak pesawat yang hanya diijinkan untuk terbang dalam cuaca yang layak, F-14D bisa terbang dan menghancurkan dalam semua jenis kondisi. Tidak hanya itu, selain dapat menyerang pada malam hari dan dalam cuaca yang tidak terlalu baik, pesawat ini juga mampu menembak sekaligus 6 target pada waktu yang sama. Tomcat juga bagus untuk mendeteksi pesawat musuh dari jarak 100 mil.
Penerbangan perdananya pada tanggal 23 November 1987 dari halaman Calverton Grumman dan prototipe akhir melakukan penerbangan pada tanggal 9 Februari 1990. Tomcat F-14D adalah seri terakhir dari seri F-14 F yang upgrade dengan perangkat lunak komputer yang jauh lebih handal dan canggih. Namun, Menteri Pertahanan Dick Cheney menganggap pesawat ini tidak cukup kompetitif untuk bersaing dengan teknologi modern saat ini dan membatalkan produksi F-14 tahun 2008.
Pada tanggal 10 Maret 2006, Tomcat F-14D pensiun dari dinasnya di Angkatan Laut Amerika Serikat. Tetapi sebenarnya tanggal 8 Februari 2006 ditandai sebagai tanggal terakhir pesawat ini digunakan ketika terlibat dalam pertempuran di Irak. Pesawat ini dibangun sebanyak 712 unit, tetapi kebanyakan daripadanya saat ini harus ‘dihukum’ dengan kejam. Tomcat yang masih utuh tanpa banyak kerusakan mekanis disimpan di Davis-Monthan Air Force Base. Anda juga akan menemukan banyak model di berbagai lintasan udara dan ruang museum. Namun yang lainnya sengaja dihancurkan, sehingga Iran dan negara-negara lain tidak akan mendapatkan akses ke sparepart pesawat ini (dilaporkan 20 unit F-14 di Iran yang masih operasional, dari total 44 unit seluruhnya).
Pada tahun 2007, 23 dari 165 Tomcat sengaja dihancurkan. Biaya penghancuran pesawat secara benar sekitar $ 900.000, ini setara dengan sekitar 42% dari biaya total pembuatan Super Tomcat F-14D. Program F-14 Tomcat dimulai ketika pengembangan F-111B, varian Angkatan Laut Amerika Serikat dari program Tactical Fighter Experimental (TFX), dianggap tidak memuaskan, karena terlalu berat dan kurang lincah. Angkatan Laut AS membutuhkan pesawat tempur pertahanan armada (fleet air defense fighter, FADF) yang peran utamanya adalah mencegat pesawat pengebom Soviet sebelum mereka bisa meluncurkan rudal ke arah armada laut, selain itu Angkatan Laut AS juga menginginkan pesawat yang memiliki kemampuan superioritas udara yang baik.
Pada bulan Mei 1968, Kongres Amerika Serikat menghentikan pendanaan untuk program F-111B, membuat Angkatan Laut AS bisa mengembangkan pesawat baru yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Angkatan Laut AS kemudian memulai tender untuk pengembangan pesawat baru. Dari lima perusahaan yang memberikan proposal (empat diantaranya menawarkan pesawat dengan sayap lipat seperti F-111), McDonnell Douglas dan Grumman dipilih sebagai finalis pada Desember 1968, dan akhirnya Grumman memenangkan kontrak ini pada Januari 1969. Sebelum ini, Grumman memang merupakan mitra dalam pengembangan F-111B, dan mereka sudah mulai memikirkan dan merancang pesawat baru ketika merasakan bahwa program F-111B akan gagal. Desain awal dan perkiraan harga sebelumnya sudah sempat disebarkan ke petinggi Angkatan Laut sebagai alternatif F-111B. F-14 pertama kali terbang pada tanggal 21 Desember 1970, hanya 22 bulan setelah Grumman memenangkan kontrak ini.
Sebagai long range interceptor, F-14 Tomcat dilengkapi dengan radar AN/AWG-9 buatan Hughes yang mampu melacak 24 sasaran sekaligus dari jarak lebih dari 240 km (pada tahun 1980-an, radar AN/AWG-9 ini diganti dengan AN/APG-71 yang merupakan pengembangan dari AN/APG-70 yang digunakan oleh pesawat F-15E Strike Eagle). Sebagai persenjataan utama F-14 adalah peluru kendali udara jarak jauh AIM-54 Phoenix yang memiliki jarak tembak 180 km dengan hulu ledak seberat 61 kg (F-14 merupakan satu-satunya pesawat tempur AS yang dipersenjatai dengan peluru kendali AIM-54), peluru kendali jarak menengah AIM-7 Sparrow (dengan hulu ledak seberat 40 kg dan jarak tembak 32–50 km), dan peluru kendali jarak pendek AIM-9 Sidewinder (dengan hulu ledak seberat 9 kg dan jarak tembak 19 km). Sebagai persenjatan tambahan untuk pertempuran jarak dekat, F-14 dipersenjatai pula dengan senapan tipe gatling M61 kaliber 20mm.
Mulai dioperasikan oleh Angkatan Laut AS pada tahun 1974, operasi militer pertama yang melibatkan F-14 Tomcat adalah Operation Frequent Wind pada bulan April 1975. Dalam operasi tersebut F-14 beroperasi dari atas kapal induk USS Enterprise dan melakukan patroli udara untuk melindungi penarikan mundur Amerika Serikat dari Vietnam. Walaupun sempat ditembaki oleh meriam anti serangan udara Vietnam Utara, tetapi tidak ada F-14 yang berhasil ditembak jatuh dan F-14 sama sekali tidak bertemu dengan MiG-MiG Vietnam Utara selama operasi militer tersebut.
Selama masa operasionalnya, F-14 bisa dikatakan lebih banyak digunakan untuk mengusir pesawat-pesawat Uni Soviet yang mendekati armada Angkatan Laut AS. Namun bukan berarti F-14 Angkatan Laut AS tidak pernah digunakan dalam pertempuran udara. Tercatat setidaknya ada dua kali pertempuran udara yang melibatkan F-14 milik AS, dan keduanya terjadi di Teluk Sidra dengan melibatkan pesawat tempur Angkatan Udara Libya. Insiden pertama terjadi pada tanggal 18 September 1981 dan F-14 US Navy berhasil menembak jatuh dua pesawat Su-22 AU Libya. Sementara insiden kedua terjadi pada tanggal 4 Januari 1989 dan F-14 berhasil menembak jatuh dua MiG-23 AU Libya.
F-14 banyak digunakan oleh Angkatan Laut AS dalam sejumlah operasi militer, dan sebagian besar ditugaskan untuk misi-misi combat air patrol. Dalam Perang Teluk tahun 1991, F-14 AS berhasil menembak jatuh sebuah helikopter Mi-8 Irak yang sekaligus menjadi ‘air-to-air kills’ terakhir yang dicatat oleh F-14 Amerika Serikat. Namun dalam perang tersebut sebuah F-14 berhasil ditembak jatuh oleh peluru kendali SA-2 pada tanggal 21 Januari 1991. Pesawat tersebut diawaki oleh pilot Letnan Devon Jones dan Radar Intercept Officer (RIO) Letnan Lawrence Slade. Kedua berhasil eject dan selamat. Jones berhasil diselamatkan oleh pasukan AS, namun Slade tertangkap oleh pasukan Irak dan menjadi tawanan perang hingga akhirnya dibebaskan pada tanggal 4 Maret 1991.
Berakhirnya perang dingin membawa peran baru bagi F-14 Tomcat. Sejak tahun 1980-an sebenarnya F-14 juga sudah dioperasikan pula sebagai pesawat intai taktis seiring dengan dipensiunkannya RF-8G Crusader dan RA-5C Vigilante. Untuk misi intai taktis ini F-14 dilengkapi dengan perangkat TARPS (Tactical Airborne Reconnaissance Pod Systems). Pada perangkat TARPS tersebut terdapat kamera KS-87B, kamera panoramik KA-99, dan sensor infra merah AN/AAD-5A. F-14 dengan peralatan TARPS ini mulai dioperasikan pada tahun 1981. Kemudian pada tahun 1996 kemampuan TARSP ditingkatkan melalui TARPS-D yang dilengkapi kamera digital Pulnix dan selanjutnya pada tahun 1998 kembali ditingkatkan melalui perangkat TARPS-CD yang mampu memperlihatkan hasil pengintaian secara
Selain kemampuan sebagai jet intai taktis, F-14 juga dilengkapi dengan kemampuan ground attack menyusul dipensiunkannya pesawat A-6 Intruder pada tahun 1997. Pengembangan F-14 dengan kemampuan serang darat ini sebenarnya sudah dimulai pada tahun 1994 dan F-14 dengan kemampuan serang tersebut dikenal dengan nama Bombcat. Varian Bombcat dilengkapi dengan kemampuan untuk membawa bom berpenuntun laser sampai seberat enam tom.
Varian Bombcat pertama kali digunakan dalam Operation Deliberate Force pada tahun 1995 di daerah Balkan, menyusul kemudian Operation Desert Fox di Irak pada tahun 1998. Pesawat tempur ini masih terus digunakan dalam Operation Allied Force di Kosovo pada tahun 1999, Operation Enduring Freedom di Afghanistan tahun 2001, dan Operation Iraqi Freedom di Irak pada tahun 2003. F-14 terus digunakan untuk mendukung operasi militer AS di Irak dan Afghanistan sampai akhirnya F-14 dipensiunkan pada tahun 2006. Sebagai pengganti F-14 Tomcat, Angkatan Laut AS kemudian memilih F-18 E/F Super Hornet.
Angkatan Udara Iran adalah satu-satunya pengguna F-14 Tomcat di luar Angkatan Laut AS. Iran memperoleh puluhan F-14 pada masa Shah Iran yang dikabarkan ikut memberikan dana kepada Grumman untuk membiaya pengembangan jet tempur ini. Pasokan suku cadang dari AS memang terputus setela Revolusi Iran pada tahun 1979, namun Iran berhasil memperoleh sejumlah suku cadang dari pasar gelap, termasuk dari beberapa negara Eropa Barat dan Israel serta dari AS sendiri melalui skandal Iran-Contra. F-14 milik Iran digunakan selama perang Irak-Iran dan dikabarkan berhasil menembak jatuh sekitar 130 unit pesawat tempur Irak. Salah satu pilot F-14 Tomcat Angkatan Udara Iran adalah Mayor Jalal Zandi yang berhasil menembak jatuh sembilan pesawat Irak dengan menggunakan F-14, termasuk dua MiG-23 dan tiga Mirage F-1. Zandi sendiri tetap berkarier di Angkatan Udara Iran setelah perang selesai, namun tewas dalam kecelakaan lalu lintas pada tahun 2001. Sampai saat ini Angkatan Udara Iran masih terus mengoperasikan F-14 Tomcat.
F-14 Tomcat dirancang baik sebagai pesawat tempur superioritas udara dan pencegat jarak jauh angkatan laut. F-14 memiliki kokpit dua kursi dengan kanopi gelembung yang memberi serba visibilitas. Ini fitur sayap geometri variabel yang swing otomatis selama penerbangan. Untuk kecepatan tinggi intercept, mereka menyapu kembali dan mereka berayun ke depan untuk penerbangan dengan kecepatan rendah. Hal ini dirancang untuk meningkatkan kinerja tempur udara.
Pesawat dan sayap F-14 yang memungkinkan untuk naik lebih cepat dari F-4, sedangkan pengaturan twin-tail menawarkan stabilitas yang lebih baik. F-14 ini dilengkapi dengan meriam internal 20 mm M61 Vulcan Gatling yang dipasang di sisi kiri, dan dapat membawa rudal anti-pesawat AIM-54 Phoenix, AIM-7 Sparrow, dan AIM-9 Sidewinder. Mesin twin disimpan di nacelles, ditempatkan terpisah dengan 1 sampai 3 ft (0,30-0,91 m). Daerah datar dari badan pesawat antara nacelles digunakan untuk menampung bahan bakar dan sistem avionik seperti mekanisme sayap-menyapu dan kontrol penerbangan, dan bagian bawah digunakan untuk membawa komplemen F-14 dari Phoenix atau rudal Sparrow, atau berbagai macam bom. Dengan sendirinya, pesawat menyediakan sekitar 40 sampai 60 persen dari permukaan mengangkat aerodinamis F-14 yang tergantung pada posisi sayap menyapu.
F-14 Tomcat adalah pertahanan udara dua kursi, mencegat, serang dan pesawat pengintaian berbasis carrier Angkatan Laut AS. Pesawat ini dikembangkan oleh Northrop Grumman untuk menggantikan tempur F-4 Phantom dan memasuki layanan dengan Angkatan Laut Amerika Serikat pada tahun 1972.
Pada tahun 1987, F-14B, dengan mesin upgrade, masuk ke produksi. Upgrade lebih lanjut di radar, avionik dan kemampuan rudal mengakibatkan F-14D super Tomcat yang terbang pertama kali pada tahun 1988. Angkatan Laut AS mengoperasikan 338 pesawat F-14 dari semua tiga varian, namun pesawat itu digantikan oleh F/A-18E/F Super Hornet. Pada bulan Juli 2006, F-14 kapal induk peluncuran terakhir dan, pada tanggal 22 September 2006, Angkatan Laut Amerika Serikat resmi pensiun F-14 Tomcat. The F-14 saat ini dalam pelayanan dengan Angkatan Udara Iran.
Sayap menyapu variabel dan kembar sirip ekor hampir tegak dari F-14 Tomcat memberikan pesawat penampilan yang khas. Variabel menyapu sayap ditetapkan pada 20° untuk take-off, berkeliaran dan mendarat dan secara otomatis berubah menjadi sapuan maksimum 68°, yang mengurangi hambatan untuk subsonik tinggi dengan kecepatan supersonik. Sayap menyapu pada 75° untuk penyimpanan kapal induk. (red)