NEWS

Daniel Rohi: Saya Selalu Stand Bay Kalau Ada Yang Mau Empat Mata

MALANG – Di sela-sela kunjungan kerjanya di Ngantang, Daniel Rohi, anggota DPRD Jatim, bertatap muka langsung dengan masyarakat. Kunjungan kerja yang berhubungan erat dengan penularan PMK (penyakit mulut dan kuku), ia menggandeng peternak sapi untuk mencegah, sekaligus meminimalisasi angka penularan sapi.

Selain minimalisasi PMK, Daniel Rohi merespon aspirasi warga Ngantang, terkait segala sesuatu yang ada di desanya masing-masing, khususnya pertanian. Di sektor pertanian, ia menampung segala problem petani yang lebih cenderung ke sarana dan prasarana.

“Saya tampung semua uneg-uneg warga, saya tulis, saya catat. Nanti yang saya catat ini saya sampaikan ke eksekutor. Eksekutornya siapa? orang yang terkait disini. Saya disini sebagai penyalur aspirasi warga, saya salurkan agar nantinya bisa dieksekusi,” kata anggota legislatif dari komisi B ini.

Lanjutnya, “Kalau sarana prasarananya ada kaitannya ke tingkat kabupaten, saya sampaikan langsung ke Bupati. Kalau ada kaitannya ke tingkat provinsi, saya sampaikan ke provinsi. Jadi disalurkannya sesuai urusannya kemana, nanti eksekusi atau tidaknya, saya sudah upayakan.”

Menanggapi respon warga yang meminta ‘empat mata’, Daniel Rohi bersedia bertanya jawab langsung, sebagaimana dilakukannya di Ngantang. Segala permasalahan warga nantinya langsung disampaikan sesuai komisi B di legislatif yang ia bidangi.

“Ada penjelasan yang sejelas-jelasnya saya terima, asalkan jelas objeknya apa, subjeknya siapa. Misalnya pembangunan yang urusannya ke petani, ini bangunan berstatus wewenang siapa, barulah saya sampaikan kepada yang berwenang,” ungkap anggota legislatif yang juga berprofesi sebagai dosen ini.

Sambungnya, “Misalnya lagi sapi, sapinya ini ada masalah gak dengan PMK. Yang seperti ini saya bicarakan ke orang-orang yang membidanginya, seperti dokter hewan. PMK itu seperti apa sih, ini kena PMK atau tidak, perlu gak pencegahannya. Harus bagaimana peternak menghadapi PMK, disini peran saya menghubungjan suara peternak sapi.”

Daniel Rohi berharap warga tidak usah sungkan-sungkan bicara empat mata, karena diakuinya ada hal-hal yang ‘sensitif’ untuk diketahui publik. Menurutnya, aspirasi bisa disalurkan dimana saja dan kapan saja, termasuk yang ada di Ngantang.

“Justru kalau ada yang mau jelaskan detailnya, saya setuju. Jadi tahu yang sebenarnya, nanti saya sampaikan langsung siapa yang berwenang di bidang itu. Detailnya harus benar-benar jelas, jangan sampai keliru karena asumsi di atas asumsi. Susah kalau cuma asumsi, gak bisa dipegang,” pungkasnya. (red)

 

%d blogger menyukai ini: