NEWS

Daniel Rohi: Bapak Ibu Langsung Salurkan Aspirasi ke Saya

MALANG – Daniel Rohi dari komisi B DPRD Prov. Jatim bersama Kepala Desa Ngantru, Budi, dan Kepala Desa Pandansari, Bambang, serta dokter hewan dari Kota Batu, dr.Lisa, menggandeng peternak untuk meminimalisasi PMK (penyakit mulut kaki) di Ngantru dan Pandansari khususnya, dan Ngantang umumnya (minggu, 29/5/2022).

Pertemuan peternak dalam penyerapan aspirasi masyarakat di masa reses II tahun 2022 ini, Daniel Rohi menjelaskan seputar hubungan kerjanya sebagai komisi B DPRD Prov Jatim di balai desa Pandansari, Ngantang, Malang.

“Di pertemuan ini, bapak ibu langsung saja menyalurkan aspirasinya ke saya, sesuai komisi yang saya bidangi. Aspirasi ini selanjutnya saya sambungkan instansi terkait, agar nantinya diupayakan bisa direalisasikan,” kata Daniel Rohi di pertemuan yang dihadiri 160 orang tersebut.

Di komisi B sendiri membidangi perekonomian, perindustrian, pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, pengadaan pangan, koperasi, pengusaha kecil dan menengah, serta pariwisata dan ekonomi kreatif.

Sementara itu, dikatakan Bambang, warga Desa Pandansari 70% berprofesi sebagai petani dan peternak. Terkait infrastruktur pedesaan, akses jalan desa menuju jalan provinsi berjarak hampir 8 km.

“Pasca erupsi Gunung Kelud di tahun 2014 lalu, berdampak irigasi sebagian mengalami rusak berat, sebagian sudah diatasi, tapi sebagian masih belum,”jelasnya.

Menyambung penyerapan aspirasi masyarakat tersebut, dijelaskan dr.Lisa, PMK bisa disembuhkan, peternak tak perlu panik berlebihan. Ia menyarankan realisasi SOP cepat lapor ke pos-pos atau petugas hewan di tiap-tiap desa, sebagai langkah pencegahan penularan.

“Demam tiga hari atau berliur sampai berbusa putih, awal-awalnya seperti itu, kuping panas, sapi tidak mau makan, sapi perah tidak keluar susu, peternak harus segera melakukan pertolongan pertama,”katanya.

Ia menghimbau kepada peternak sapi agar segera menyemprot disinfektan yang mengandung asam sitrat di kandang masing-masing tiap pagi dan sore. Lanjutnya, PMK angka penularan relatif cepat, dan virusnya menyebar lewat udara, bisa juga lewat lendir maupun badan.

“Potensi penyebaran PMK bisa diantisipasi dengan cara mencegah masuknya sapi-sapi diluar. Apabila ada gejala PMK, sapi jangan dijual dulu, ini upaya mencegah penularannya ke tempat lain,” jelas dr.Lisa.

Terkait PMK, Daniel Rohi berharap Ngantang bisa keluar dari permasalahan, karena bisa mengganggu kesejahteraan peternak. Kerjasama antara pihak peternak dengan petugas kesehatan, khususnya hewan, dibutuhkan adanya kejujuran, agar penularan antar sapi bisa diminimalisasi. (red)

 

%d blogger menyukai ini: