Cuaca Ekstrim Merusak Tanaman Wasabi
CMN 101 – Meningkatnya suhu air di laut membuat hasil tangkapan ikan menurun drastis, serta cuaca ekstrem yang merusak tanaman wasabi mengancam produksi sushi di Jepang. Data pemerintah Prefektur Kochi menunjukkan jumlah tangkapan ikan nelayan tradisional kini hanya seperempat dibanding tahun 1980-an.
“Kami telah mengalami penurunan besar dalam jumlah penangkapan ikan selama lebih dari 10 tahun terakhir. Semakin banyak orang takut kita tidak bisa lagi makan katsuo dalam waktu dekat jika keadaan terus seperti ini,” kata ahli pertanian dan wakil presiden Kochi University, Ukeda Hiroyuki, dikutip dari Japan Times.
Katsuo adalah jenis ikan yang banyak digunakan dalam masakan Jepang. Ikan ini biasa disajikan baik mentah untuk sushi, dikeringkan, atau digunakan sebagai bahan dasar kaldu. Selain membuat tangkapan ikan menurun, penduduk lokal dan ahli menyebut bahwa peningkatan suhu juga membuat kualitas ikan memburuk.
Saat ini, nelayan mengaku sering mendapat ikan katsuo yang sangat berlemak. Hal tersebut merupakan pertanda buruk. Sementara itu, Kepala Koki Restoran Tsukasa, Ito Noriaki mengatakan belum pernah melihat ikan katsuo berlemak sebelumnya.
Beberapa katsuo bermigrasi ke utara melalui arus laut yang hangat setiap musim semi. Arus migrasi ini menjadikan teluk berbentuk busur di Kochi sebagai tempat pemancingan yang ideal. Suhu permukaan rata-rata di teluk pada musim dingin telah meningkat dua derajat celcius dalam empat dekade.
Ahli mengatakan, dalam jangka panjang, peningkatan suhu ini dapat mencegah air yang kaya mineral naik ke permukaan, mengakibatkan penurunan plankton dan ikan yang lebih kecil untuk dimakan. Kondisi tersebut dapat membuat katsuo menjadi semakin langka. (red)