NEWS

Candi Ngampel, Jejak Era Kerajaan Majapahit

TULUNGAGUNG – Candi ini dapat dicapai dari Museum Wajakensis Tulungagung, berjarak kurang lebih 25 kilometer ke arah Selatan melalui jalan beraspal dan hanya melewati jalan makadam kurang lebih 150 meter. Candi Ampel terletak di wilayah administratif di Dukuh Ngampel, Desa Joho, Kecamatan Kali Dawir, Kabupaten Tulungagung.

Candi Ngampel adalah sebuah candi tunggal dengan didukung sebuah yoni. Candi ini berada di dataran rendah di sekitar kaki perbukitan Walikukun. Candi Ampel bukan merupakan kompleks percandian, melainkan sebuah candi tunggal yang terbuat dari bata dan batu andesit. Penduduk setempat menyebutnya sebagai Candi Ngampel karena berada di Dukuh Ngampel.

Walaupun hanya berupa tumpukan bata yang saat ini “diikat” oleh akar-akar pohon besar, kekuatan situs ini tetap dapat dikenali. Pada dinding kaki candi, antara lain, masih tampak adanya ornamen berupa sulur–suluran. Selain arca Dwarapala dan Yoni,di sana terdapat pula tujuh umpak batu.

Keberadaan Yoni jelas menunjukan bahwa bangunan candi itu berlatar belakang keagamaan Hindu. Adapun tujuh buah umpak yang terdapat di sana menunjukkan adanya manfaat bangunan terbuat dari bahan lain yang digunakan untuk menaungi bagian atas candi tersebut.

Sebagaiman kebanyakan candi di Nusantara, Candi Ampel dahulu dugunakan pula sebagai tempat pemujaan. Sekarang hanya berfungsi sebagai objek wisata saja. Walaupun tidak lagi digunakan sebagai tempat pemujaan bagi umat Hindu, dalam kasus tertentu situs ini masih dijadikan tempat nyuwun donga oleh sementara penduduk di sekitarnya.

Jika dilihat dari angka tahun pada arca Parwati yang menunjukkan tahun 1331 Saka (1409 M), maka candi ini dibangun pada masa kerajaan Majapahit. Dilihat dari tinggalan-tinggalan lepasnya, candi ini berlatar belakang agama Hindu. Tujuh umpak batu yang terdapat disini menunjukkan adanya pemanfaatan bangunan lain yang digunakan untuk menaungi bagian atas candi.

Lahan di sekeliling candi berupa halaman yang ditanami berbagai jenis tanaman keras. Jarak dari jalan raya ber raspal yang menghubungkan Kalidawir dan Tulungagung sekitar satu kilometer. Candi mengarah ke barat dan berukuran 19,7 x 15 m.

Keadaan candi sudah hancur sehingga yang tampak sekarang hanyalah tumpulan bata setinggi 1,65 m. Walaupun demikian pada sisa kaki candi di sisi selatan masih terlihat ornament sulur–suluran dalam motif flora. Kerusakan candi disebabkan adanya tujuh pohon besar yang tumbuh di tengah sisa bangunan tersebut.

Kebanyakan lokasi candi-candi yang terletak di dataran rendah di sekitar kaki perbukitan Walikukun diketahui berasal dari masa Majapahit. Berdasarkan keletakan maupun rancang bangunnya dapat dipastikan bahwa Candi Ampel juga dibangun pada waktu yang sama, yaitu periode dimana cukup banyak dibangun percandian dengan menggunakan bahan bata. (red)

 

%d blogger menyukai ini: