Candi Dermo, Bangunan Klasik Hindu-Buddha
SIDOARJO – Candi Dermo adalah situs dari masa klasik Hindu-Buddha. Situs ini memiliki beberapa peninggalan purbakala seperti bangunan candi, serta beberapa benda seperti pahatan relief dan blok-blok batu.
Candi Dermo terletak di Dusun Santren, Desa Candinegoro, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Pada situs ini, batas utara berbatasan dengan sebuah mushola, bagian barat, selatan dan timur berbatasan dengan permukiman warga.
Di utara Candi Dermo terletak daerah Terung, yang tercatat dalam prasasti Canggu (1280 Saka atau 1358 M) dan beberapa catatan lain sebagai salah satu pelabuhan dan penyeberangan di Bengawan Brantas. Belum diketahui hubungan candi ini dengan pelabuhan Terung.
Catatan mengenai Candi Dermo yang pertama dapat dilihat pada laporan Belanda yang ditulis pada tahun 1905–1913 dan 1914–1915. Untuk mengetahui kapan dan siapa yang membangun candi ini belum dapat dipastikan dan diketahui, sebab belum ada sumber secara tertulis atau angka tahun yang menyebutkannya.
Hanya saja dari segi bangunannya para ahli menduga Candi Dermo berasal dari abad ke 14. Secara keseluruhan, Candi Dermo merupakan gapura yang berbentuk garuda padu raksa.
Dalam ilmu arkeologi, garuda padu raksa adalah gapura yang bagian atasnya (atap) menjadi satu. Penyebab Candi Dermo disebut sebagai gapura adalah karena adanya gapura lain yang bentuk atasnya terpisah seolah-olah ditarik ke kanan dan ke kiri.
Bentuk gapura yang atapnya terpisah seperti itu disebut candi benta atau gapura bela. Gapura ini serupa dengan Gapura Bajang Ratu bekas peninggalan kerajaan Majapahit yang ada di Trowulan. Pintu masuknya mengarah pada poros barat dan timur dari bagian-bagian yang tersisa untuk diketahui bahwa dulunya gapura ini mempunyai pagar tembok atau sayap.
Pada Desember 2020, Candi Dermo telah selesai dipugar. Seluruh bambu penyangga dilepas dari bangunan, kemudian diresmikan oleh Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur dan bisa dibuka untuk kunjungan masyarakat umum. (red)